Kamis, 09 April 2009

DeFINISI CINTA

CINTA

Sudah banyak lagu digubah, puisi ditulis, dan kanvas dilukis untuk
menggambarkan cinta. Tapi apakah cinta itu sebenarnya? Tentunya seorang
pelukis akan berbeda dengan seorang pencipta lagu dalam menjelaskan cinta.
Bahkan setiap orang akan mendefinisikan cinta dengan cara yang berbeda.
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia, sudah lama tertarik dengan
konsep cinta (misalnya Eric Fromm dan Maslow) karena manusia satu-satunya
makhluk yang dapat merasakan cinta. Hanya saja masalahnya, sebagai sebuah
konsep, cinta sedemikian abstraknya sehingga sulit untuk didekati secara
ilmiah. Saya mencoba memilih teori seorang psikolog, Robert Sternberg
(1988), yang telah berusaha untuk menjabarkan cinta dalam konteks hubungan
antara dua orang.
Menurut Sternberg (1988), cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh
setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan
seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan
kekuasaan, misteri, permainan dan sebagainya. Kisah pada setiap orang
berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua,
pengalaman, cerita dan sebagainya. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang
bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.
Sternberg (1988) terkenal dengan teorinya tentang *Triangular Theory of Love
* (segitiga cinta). Segitiga cinta itu mengandung komponen:

1. Keintiman (*intimacy*)
2. Gairah (*passion*)
3. Komitmen (*commitment*)

Keintiman adalah elemen emosi, yang di dalamnya terdapat kehangatan,
kepercayaan (*trust*) dan keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya
antara lain seseorang akan merasa dekat dengan seseorang, senang
bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang lama, merasa rindu bila lama
tidak bertemu, dan ada keinginan untuk bergandengan tangan atau saling
merangkul bahu.
Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam
diri yang bersifat seksual.
Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama. Menurut Sternberg (1988), setiap komponen itu pada setiap orang berbeda derajatnya. Ada yang hanya tinggi di gairah, tapi rendah pada komitmen. Sedangkan cinta yang ideal adalah apabila ketiga komponen itu berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah
komponen keintiman. Setelah keintiman berlanjut pada gairah yang lebih besar
(dalam beberapa budaya), disertai dengan komitmen yang lebih besar. Misalnya
melalui perkawinan.
Dari ketiga komponen cinta diatas, dapat membentuk delapan kombinasi jenis
cinta sebagai berikut:

1. *Nonlove*, tak ada gairah yang timbul, biasanya hubungan dengan
orang dalam lingkungan sehari-hari karena interaksinya hanya bersifat
sepintas saja, tidak memiliki komponen gairah, keintiman dan komitmen

2. *Liking* (persahabatan), sebagai salah satu komponen emosi yang ada
adalah perasaan suka bukanlah cinta, hanya memiliki komponen keintiman

3. *Infatuation love* (ketergila-gilaan), gairah yang timbul tanpa
keintiman dan komitmen, biasanya cinta yang terjadi pada pandangan pertama

4. *Empty love* (cinta kosong), ada unsur komitmen tetapi kurang intim
dan kurang gairah. Hubungan yang lama akan semakin membosankan

5. *Romantic love* (cinta romantis), hubungan intim yang menggairahkan
tetapi kurang komitmen sehingga pasangan yang jatuh cinta romantis ini
terbawa secara fisik dan emosi, tetapi tidak mengharapkan hubungan jangka
panjang

6. *Companionate love*, hasil dari komponen keintiman dan komitmen
tanpa adanya gairah cinta. Dalam perkawinan yang lama tidak akan
menggairahkan secara fisik lagi

7. *Fatous love* (cinta buta), mempunyai gairah dan komitmen tetapi
kurang intim, dimana cinta ini sulit dipertahankan karena kurang adanya
aspek emosi

8. *Consummate love* (cinta yang sempurna), yaitu cinta yang tersusun
atas komponen keintiman, gairah dan komitmen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar